Friday, 27 January 2012

Renungan Malam

Ga terasa udah 22 tahun gue hidup di dunia ini. Lama juga ya. Banyak pengalam yang pernah gue alami. Seru, senang, menegangkan, sedih, galau, mules dan lain-lain. Bertemu dengan berbagai macam manusia dengan sifat dan perilaku yang berbeda. Sebagian membekas di hati, sebagian terpaksa di hapus demi kebaikan diri, dan sebagian akan selalu ada di sisi untuk menemani saya mengarungi hidup ini.

22 tahun itu waktu yang cukup lama bagi gue untuk berkarya dan menjadi pribadi yang lebih baik di muka bumi ini. Seharusnya gue udah harus tahu apa yang gue mau lakukan. Tapi entah mengapa gue sering terombang-ambing dengan hidup yang ga jelas ini. Menjemukan, tidak juga. Keluarga, kerabat dekat dan kekasih hati mewarnai hari-hari gue dengan berbagai macam cerita yang membuat hidup saya bisa lebih baik. Tanpa mereka mungkin saya hanyalah seorang pemuda sia-sia yang entah tujuan hidupnya mau jadi apa.

Semua orang mau sukses, itu sudah jelas. Kalau tidak maka kehadiran anda di dunia ini hanyalah sia-sia. Kesuksesan seseorang bisa berbeda-beda tergantung dengan bidang yang memang orang itu enjoy dan punya skill dalam perkerjaannya. Tapi kunci kesuksesan selalu sama baik di bidang apapun, yaitu mau berkerja keras, berkorban dan berdo'a berserah diri pada Yang Maha Esa. Dan tentu semuanya itu di awali dengan niat serta kemauan yang kuat untuk terus maju.

Dalam hidup ada banyak pilihan. Setiap pilihan ada risiko yang menanti. Baik buruknya risiko tersebut di nilai dari bagaimana kita melihat masalah dari risiko itu. Kalau kita tidak berani mengambil risiko itu bukan berarti kita pengecut, tetapi kita berfikir bahwa ada cara lain yang risikonya lebih kecil tapi dapat menghasilkan sama seperti yang kita inginkan.

Menghindari masalah bukan berarti lari dari masalah seperti pengecut, tapi menghindari penambahan masalah yang sudah ada yang belum terselesaikan. Finish one job before you get to the new one. Selesaikan satu perkerjaan sebelum memulai kerjaan yang lain. Itu diharapkan agar anda bisa menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik atau sempurna.

Jangan menganggap masalah yang datang adalah sesuatu yang sangat amat buruk dalam hidup anda. Selalu melihat sisi positif dari berbagai kejadian negatif yang terjadi pada kita. Dengan begitu kita dapat menghapus ke-negatif-an dalam hidup kita. Hilangkan rasa pesimis dan tumbuuhkan optimisme anda. Rasa pesimis hanya akan menghancurkan semangat dan mental anda. Memang akan selalu ada masalah dan anda tidak akan selalu bisa mendapatkan apa yang anda mau. Tapi itu lah seni kehidupan. Banyak hal yang terjadi di sekeliling kita. Banyak warna yang menghiasi hidup kita agar kita memiliki semangat untuk selalu move on dan menemukan lebih banyak warna baru untuk hidup, bersosialisasi dan berkembang akhirnya membawa kita sukses.

Rasa pesimis dan tidak percaya diri hanyalah perasaan tak berguna yang membuat anda tidak berani untuk berdiri di atas kaki sendiri. Tetapi bukan berarti anda harus sombong dan arrogant. Kontrol emosi dan kejiwaan anda agar semua problematika yang ada bisa di selesaikan dengan akal sehat dan dengan kepala yang dingin.

Rasa selalu bersyukur akan apa yang telah anda miliki sampai detik ini adalah perasaan terhebat sebagai manusia. Bersyukur akan membuat anda menjadi pribadi yang rendah diri dan menyadari bahwa semua yang anda capai tidak akan terjadi tanpa bantuan kerabat-kerabat terdekat anda dan dengan izin Tuhan Yang Maha Esa tentunya. Jangan sampai rasa tinggi hati menggerogoti hati anda sehingga membuat anda menjadi angkuh dan jauh dari semua orang yang anda sayangi.

Kesuksesan tanpa rasa bersyukur hanyalah sia-sia belaka. Kesuksesan tanpa ada hadirnya orang-orang yang anda sayangi dan bisa menemani anda hanyalah kesuksesan sepi yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan penyesalan tanpa kebahagiaan.

Friday, 18 November 2011

Hakikat di balik tai burung

Entah kenapa sudah setahun lebih gue di kampus yang sekarang, sudah beberapa kali ditindas oleh burung-burung polos yang berterbangan di kampus dengan jahanamnya. Mereka menebarkan bom atom mereka dengan sadisnya. Yang paling nyebelin, kalo bom mereka mengena ke gue. Supimpah deh booooooo cebel dweh.. Uuuuuuuuuuuuuuuuuuh..

Tapi belakangan ini gue berpikir, adakah arti di balik jatuhnya tai-tai burung itu ke atas saya? Apakah saya akan ketiban rezeki??
Apakah sayang akan menerima keberuntungan?
Apakah saya akan menjadi wanita?? <=== yang ini jangan sampe, gue mencintai wanita sebagai pria. hehe
Semakin aku berfikir, semakin aku bingung. Semakin ku tak bisa menemukan jawabannya.
Tapi yang ku tahu hanya satu, bahwa saat aku berfikir sekarang ini, aku telah kejatuhan tai burung lagi.
Awas kau burung-burung!! Akan ku adu dengan burung ku!!!
Kalo perlu, kalian gue tai in balik!!

Wednesday, 26 October 2011

Saat Menunggu (Part 1)

Ok sekarang gue lagi duduk santai ngaso ga ada kerjaan di Burger King Sunway Pyramid. Sendirian sambil nunggu si merah yang lagi antri di RS, nunggu mamah tercintah yang lagi shopping, serta menunggu ketibaan sang kekasih pujaan hati. Bag banyak orang, menunggu adalah hal yang menyebalkan dan menjemukan. Betapa tidak, sambil menunggu kehadiran seseorang atau sesuatu, apasih yang bisa kita lakukan?

1. Zaman sekarang hampir setiap individu pasti memiliki alat telekomunikasi canggih yang kita sebut "Handphone" . Kalau punya HP, setidaknya kita bisa menunggu sambil menelpon seseorang. Contoh sebagai berikut:
> Sample A (Orang yang menunggu Pacar untuk dating): " Sayang Kamu dimana? Masih lama? Aku uda selesai dandan nih."
> Sample B (Orang yang LDR sedang menunggu kedatengan pacar di bandara): "Sayang uda landing pesawatnya? Aku udah siap di depan gate nih bawa orang sekota."
> Sample C (Orang yang tuna asmara): "Jon dimane lo? Gue tunggu di pengkolan gang asem yak, rental PS kita."

Atau, dengan adanya Smartphone (Telpon Pinter) kita bisa browsing internet untuk membuka social website untuk chatting atau menonton video streaming. Contoh:
>Sample A (Pacaran): twitteran sama pacar yang lagi otw (on the way).
>Sample B (LDR): Video call sama pacar yang jauh nan di mato sambil nunggu mobil di bengkel.
>Sample C (Jomblo): Nyampah di twitter "aKo3h cHaki3t h4tI c4mA k4m0h"

Duhai Si Merah


Gue punya mobil kesayangan, gue panggil dia si merah. Si merah ini adalah jenis Audi A4 kelahiran tahun 1996. Di lengkapi dengan super charger, dengan hebatnya dia menguras dompet gue. Isi bensin 3x seminggu, service sebulan sekali. Padahal yang nyetir ga mesti sebulan sekalu di servis. Bersama dengan si merah gue mengalami banyak kisah dan kasih.

Khususnya saat bertamasya dengan si pacar, adis. Pasti tanpa gagal setelah kita berdua pulang makan, dengan sukses si pacar kentut di dalem si merah (maaf beb, bukan mau membocorkan aib hehehe). Untung aja dia kekasihku sayang, jadi walaupun kentut, rasa sayangku ga akan pudar seperti bau kentutmu.

Walau uda tua, si merah ga kalah gahar sama juniornya macam, Audi TT atau Audi R8. Kalau di jalan tol si merah pasti bisa nyusul 2 juniornya itu dengan ngos2an, dan pada saat uda kesusul, dengan sukses pula kita berdua di kasih asep sama 2 junior asem itu. ckckckck

Sekarang si merah lagi sakit2an, aku cedih. Aku ga mau si merah kenapa2. Gue bawa dia ke RS, tapi pas liat bill tagihan RS, malah gue yang sakit. ckckck

Kata pacar "Walaupun ada mobil2 merah yang lain, mobil kamu itu merahnya ga ada yang nyaingin." Gue:"Masa sih?? Emang kenapa??" Pacar:" Ga tau ya, merah mobil kamu menyilaukan" Gue:" Yoi, yang nyetir kan juga selalu jadi pusat perhatian" Pacar:"Hmmmmmmmmmmmmmm.. -___- "

Whatever it is, gue selalu setia dengan si merah..

Monday, 7 March 2011

Hadiah dari sang burung

Ok, saat ini gue lagi duduk sendirian di plaza kampus. Agak takut-takut juga sih santai disini. Soalnya kemarin, setelah gue selesai makan dan sedang menikmati pemandangan sekitar, tiba-tiba jatuhlah sebuah bom yang sangat dahsyat dari seekor burung ke pundak saya yang indah. Kontan saya terkejut dan terkesima. Betapa tidak, burung yang sedang terbang indahnya tiba-tiba saja melemparkan kotorannya yang artistik itu ke pundak saya, di atas jaket hijau saya yang menawan.

Saking terkejutnya saya atas kejadian itu, sontan saya langsung teriak "AAAAAAAA!!!!!" (bayangkan suara wanita melihat tikut menggondol pakaian dalamnya). Jelas saya panik. Saya bingung apa yang harus aku lakukan di saat genting seperti itu. Didera rasa kaget campur malu di terlihat orang banyak, otak pun berpikir dengan ngaconya. Saya memiliki beberapa pilihan:
  1. Ketawa-ketawa pura-pura gila,
  2. Umumkan ke penonton bahwa itu adalah ingus saya.
  3. Ambil korek, bakar diri,
  4. Lempar benda-benda terdekat ke burung-burung
  5. Lari ke toilet, cuci jaket, lalu kabur dengan airmata.
Saya pun memilih opsi lima. Dengan keringat dingin bercucuran saya terobos keramaian menuju tempat berlindung berlabelkan 'TOILET'. Sepanjang perjalanan menuju toilet, saya merasa semua mata tertuju pada ku. Bukan, bukan karena saya badut acara ulang tahun yang sedang kecepirit, tetapi karena eh karena benda yang ada di tangan saya yang mungkin sedang mengeluarkan bau tajam, setajam silet.

Dalam toilet, saya langsung mencuci jaket yang ternodai oleh kejamnya mahluk bersayap tersebut dengan lihainya. Kucek-mengkucek pun terjadi selama 15 menit. Setelah itu, saya pun menuju mobil saya di parkiran untuk mengamankan jaket tersebut.

Dalam mobil. saya merenung. Mengapa hal ini bisa terjadi padaku? APA SALAHKU YA TUHAN?!! Semoga saja saya mendapatkan sesuatu yang indah dari kejadian tadi dan sang burung bisa dibakar dan disantap seenak mungkin.

Sejak saat itu, saya jadi agak takut duduk santai di plaza, takut terkena jackpot burung. Mungkin lain kali saya harus bawa payung dan baju anti radiasi supaya hal ini tidak terulang kembali.

Jadi kawan-kawan, sedialah payung sebelum hujan, apalagi hujan tai burung. Kalau hujan duit, sediakan dompet yang banyak.
Wassalam